apa mungkin kamu lagi ada masalah di sana? itu justru membuatku tambah kawatir :(
dan kamu ingin supaya aku tidak tersakiti oleh keadaan yang masih abu-abu ini?
it's not just about me, but how life's going around me. read, feel, and see how world in my fingers I typed.
It's all about my World :)
my words :
what can I say? world's still going around, so does my life. Thanks u'r here. So be part of mine! :)
September 14, 2010
aku .
cuma aku saat ini yang tau apa yang terjadi di diriku, dan cuma kamu yang tau ada apa denganmu .
Sepertinya kalimat itu sangat biasa untukku , sudah terlatih dengan cukup baik. Hanya saja hati ini tak begitu pintar untuk menahannya . Jadi yah sakit rasanya . Belajar , aku selalu ingin belajar . Bersamamu . Belajar bagaimana hubungan ini bisa diarungi bersama-sama. Ya, bersama-sama. Tapi apa yang terjadi? Sebegitu gampangnyakah menunda masalah yang ada sampai pertemuan terjadi? Atau sebegitu gampangnya aku menggampangkannya? Apa yang sesungguhnya terjadi? Mari kita runtut kejadian demi kejadian dari terakhir kali kamu memberikan ciuman di teks message itu kemarin malam. Ahh tampaknya percuma, toh itu hanya pemikiranku saja. Mungkin juga kan masalah hari ini tidak berhubungan dengan tindakan-tindakanku di facebook, twitter, telponin, atau gangguan smsku padamu. Bisa saja orang tuamu tahu-tahu menjodohkanmu tadi pagi dan kamu tidak bisa menolaknya karena berbagai pertimbangan. Seperti, yang menyuruhmu adalah orang yang paling kamu hormati, atau, karena si calon yang memang masuk kriteria pasangan hidupmu. Entah, semua bisa terjadi. Bukankah aku sama sekali tidak mempunyai hak? Apa hakku? Siapa aku buat kamu?
Hahahaha.. Kering sekali otak ini, rasanya ingin tenggelam di air barang sejam saja, upps, tidak sebegitu lebay-nya juga kalee. Yah aku kesal. Sangat kesal. Dengan sangat mudah, satu kalimatmu, membuatku bertanya, apa masalah itu sungguh berat sehingga harus bertemu dulu baru membahasnya?
Sekarang semua mengerucut, status. Aku lelah. Aku sedang lelah. Tiba-tiba nggak ada kabar. Mendadak pula. Apakah itu hal biasa buat kebanyakan orang? Okay, memang itu hal biasa bagimu. Tapi apakah kamu bisa memahami dan bertindak bahwasanya hal itu tidak biasa untukku?
Sudah sudah. Apapun itu aku yang salah. Maaf.
Apapun keinginanmu, akan aku kabulkan. Seperti jin yang mengabulkan permintaan sang aladin.
Selesai.
Sepertinya kalimat itu sangat biasa untukku , sudah terlatih dengan cukup baik. Hanya saja hati ini tak begitu pintar untuk menahannya . Jadi yah sakit rasanya . Belajar , aku selalu ingin belajar . Bersamamu . Belajar bagaimana hubungan ini bisa diarungi bersama-sama. Ya, bersama-sama. Tapi apa yang terjadi? Sebegitu gampangnyakah menunda masalah yang ada sampai pertemuan terjadi? Atau sebegitu gampangnya aku menggampangkannya? Apa yang sesungguhnya terjadi? Mari kita runtut kejadian demi kejadian dari terakhir kali kamu memberikan ciuman di teks message itu kemarin malam. Ahh tampaknya percuma, toh itu hanya pemikiranku saja. Mungkin juga kan masalah hari ini tidak berhubungan dengan tindakan-tindakanku di facebook, twitter, telponin, atau gangguan smsku padamu. Bisa saja orang tuamu tahu-tahu menjodohkanmu tadi pagi dan kamu tidak bisa menolaknya karena berbagai pertimbangan. Seperti, yang menyuruhmu adalah orang yang paling kamu hormati, atau, karena si calon yang memang masuk kriteria pasangan hidupmu. Entah, semua bisa terjadi. Bukankah aku sama sekali tidak mempunyai hak? Apa hakku? Siapa aku buat kamu?
Hahahaha.. Kering sekali otak ini, rasanya ingin tenggelam di air barang sejam saja, upps, tidak sebegitu lebay-nya juga kalee. Yah aku kesal. Sangat kesal. Dengan sangat mudah, satu kalimatmu, membuatku bertanya, apa masalah itu sungguh berat sehingga harus bertemu dulu baru membahasnya?
Sekarang semua mengerucut, status. Aku lelah. Aku sedang lelah. Tiba-tiba nggak ada kabar. Mendadak pula. Apakah itu hal biasa buat kebanyakan orang? Okay, memang itu hal biasa bagimu. Tapi apakah kamu bisa memahami dan bertindak bahwasanya hal itu tidak biasa untukku?
Sudah sudah. Apapun itu aku yang salah. Maaf.
Apapun keinginanmu, akan aku kabulkan. Seperti jin yang mengabulkan permintaan sang aladin.
Selesai.
Langganan:
Postingan (Atom)